Beragam gaya belajar yang digunakan oleh siswa. Mereka menggunakan gaya belajar mereka sendiri dalam menguasai materi tertentu. Apa saja macam gaya belajar yang sering kita jumpai? Berikut ini adalah Macam gaya dalam belajar:
1. Gaya Belajar Auditorial
Gaya belajar macam ini berhubungan dengan masalah pendengaran siswa. Hal ini ada kaitannya dengan proses belajar menghafal, membaca maupun matematika dalam mengerjakan soal cerita.
Ciri-ciri dalam gaya belajar Auditorial, antara lain:
a) Mudah ingat dari apa yang didengarkannya
b) Tidak bisa belajar dalam suasana atau berisik
c) Senang dibacakan atau mendengarkan
d) Lebih menyukai diskusi atau juga cerita
e) Bisa mengulangi apa yang dengarkannya.
Kendala dalam gaya belajar auditorial ini adalah anak sering lupa apa yang dijelaskan guru. Sering keliru apa yang disampaikan oleh guru, dan juga sering lupa membuat tugas yang diperintahkan melalui lisan. Siswa yang menyukai gaya belajar auditorial umumnya tidak suka membaca buku petunjuk. Dia lebih suka bertanya untuk mendapatkan informasi yang diperlukannya.
2. Gaya Belajar Visual
Gaya Belajar macam ini berhubungan dengan masalah penglihatan siswa. Hal ini kaitannya dengan proses belajar seperti matematika (Geometri), bahasa mandarin dan arab, atau yang berkaitan dengan simbol-simbol atau letak simbol. Ciri-ciri dalam gaya belajar visual, antara lain:
a) Lebih mudah mengingat dengan cara melihat
b) Tidak terganggu oleh suara ribut atau berisik
c) Lebih suka membaca
d) Suka mendemonstrasikan sesuatu daripada penjelasan.
Kendala dalam gaya belajar visual seperti terlambat menyalin pelajaran di papan tulis, dan tulisannya berantakan sehingga tidak mudah terbaca. Siswa yang mempunyai gaya belajar visual umumnya lebih suka melihat daripada mendengarkan, umumnya mereka cenderung teratur, rapi dan berpakaian indah.
3. Gaya Belajar Kinestetik
Gaya belajar macam ini berhubungan dengan masalah gerak siswa. Hal ini kaitannya dengan proses belajar seperti pelajaran olah raga, menari dan percobaan-percobaan sains.
a) Kalau menghafal sesuatu dengan cara berjalan atau melihat langsung
b) Belajar melalui praktek langsung atau manipulasi (trik, peraga)
c) Banyak gerak fisik dan punya perkembangan otot yang baik.
Kendala dalam gaya belajar kinestetik seperti anak cenderung tidak bisa diam. Siswa yang dengan gaya belajar seperti ini tidak dapat belajar di sekolah-sekolah yang bergaya konvensional dimana guru menjelaskan dan anak duduk diam. Siswa akan lebih cocok berkembang bila di sekolah dengan sistem active learning, di mana anak banyak terlibat dalam proses belajar. Siswa yang menyukai gaya belajar kinestetik umumnya lebih suka bergerak dan tidak betah duduk lama serta sering menundukkan kepala saat mendengarkan.
4. Gaya Belajar Global
Anak yang memiliki gaya belajar global cenderung melihat segala sesuatu secara menyeluruh, dengan gambaran yang besar, namun demikian mereka dapat melihat hubungan antara satu bagian dengan bagian yang lain. Anak global juga dapat melihat hal-hal yang tersirat, serta menjelaskan permasalahan dengan katakatanya sendiri. Mereka dapat melihat adanya banyak pilihan dalam mengerjakan beberapa tugas sekaligus.
Anak dengan gaya belajar global dapat bekerja sama dengan orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan fleksibel. Mereka senang bekerja keras untuk menyenangkan hati orang lain, senang memberi dan menerima pujian, bahkan anak global cenderung melupakan lebih banyak dorongan semangat dalam memulai mengerjakan sesuatu. Mereka menerima kritikan secara pribadi. Mereka akan mengalami kesulitan bila harus menjelaskan sesuatu tahap demi tahap.
Orang gaya belajar global dominan biasanya kurang memiliki kerapian, walau sebenarnya mereka memiliki keinginan besar untuk membersihkan tempat belajarnya. Namun sering kali keinginannya kurang terlaksana, akhirnya kertas-kertas tetap berantakan. Untuk mengatasi hal ini sebaiknya orang global belajar untuk menyederhanakan sistemnya dengan menyediakan map-map berwarna dengan kategori tertentu untuk menyiapkan kertas-kertas yang menumpuk.
Pikiran anak global dominan tidak pernah bisa fokus pada suatu masalah, pikirannya memikirkan banyak hal sepanjang waktu. Apabila orang global mengerjakan tugas kedua meskipun tugas pertamanya belum selesai, untuk mengatasi keadaan ini sebaiknya mereka bekerja sama dengan orang lain, dengan janji saling menolong dalam menyelesaikan tugas sebelum mengerjakan yang lain, mereka akan mudah berkonsentrasi bila ada seseorang yang bekerja bersamanya
5. Gaya Belajar Analitik
Anak yang memiliki gaya belajar analitik dalam memandang sesuatu cenderung lebih terperinci, spesifik dan teratur. Namun mereka kurang bisa memahami masalah secara menyeluruh.
Dalam mengerjakan tugas analitik akan mengerjakan tugasnya secara teratur, dari satu tahab ke tahab berikutnya. Mereka memiliki kecenderungan untuk mengerjakan satu tugas dalam satu waktu, dan mereka belum akan mengerjakan tugas lain sebelum tugas pertamanya selesai. Mereka membutuhkan waktu yang cukup untuk menyelesaikan tugas mereka, karena mereka tidak ingin ada satu bagian yang terlewatkan.
Anak yang memiliki cara berfikir secara analitik seringkali memikirkan sesuatu berdasarkan logika. Selain itu mereka menikai fakta-fakta yang terjadi melebihi perasaannya. Mereka dapat menemukan fakta-fakta namun seringkali mereka tidak mengetahui gagasan utamanya. Sehingga kadang dia tidak mengerti maksud dan tujuan dia dalam mengerjakan sesuatu. Anak yang memiliki gaya belajar analitik sangat sulit belajar karena biasanya pikirannya hanya terfokus pada satu masalah saja. Untuk mengatasi keadannya ini, sebaiknya seorang analitik belajar sendirian, baru bergabung dengan temannya untuk bersosialisasi setelah selesai belajar.
Anak analitik dapat bekerja maksimal bila ada metode yang konsisten dan pasti dalam mengerjakan sesuatu, apabila dia bisa menciptakan sistem sendiri dalam belajar. Untuk itu jadwal harian sangat membantu anak analitik merasakan adanya struktur dan hal-hal yang bisa diramalkan, sehingga mereka dapat menentukan dan memenuhi sasaran yang jelas.
Komentar
Posting Komentar